Kota dan Kata
suasana kota cerah siang itu,
bersama senyum manisnya
tawa yang buatku rindu,
melanda di kemudian hari
diperlihatkan buku-buku jari,
bertautan dengan surainya
riuh kota metropolitan,
tak ku hirau akan adanya
lelah tak berarti adamu,
walau siangku berganti malam
nyaman lekat bersamanya
saat adegan masa lalu terputar,
hadir simpul manis di bibir itu
gelak tawa pecah bersama
diam ganti mencengkeram
membeku di keheningan malam
dalam sorotnya memandang
hangat pipi ini terbakar jelaga
di detik yang sama kupanjatkan
untuk laki-laki di seberang sana
doa yang tak henti akanmu
akan cara Tuhan memisahkan
dan kemudian mempertemukan
pasti berbeda di setiap masanya
melihatmu jadi sebuah upaya
bersediakah kau menulis kisahku?
kapan jemari ini akan bertautan?
-s.a.
suasana kota cerah siang itu,
bersama senyum manisnya
tawa yang buatku rindu,
melanda di kemudian hari
diperlihatkan buku-buku jari,
bertautan dengan surainya
riuh kota metropolitan,
tak ku hirau akan adanya
lelah tak berarti adamu,
walau siangku berganti malam
nyaman lekat bersamanya
saat adegan masa lalu terputar,
hadir simpul manis di bibir itu
gelak tawa pecah bersama
diam ganti mencengkeram
membeku di keheningan malam
dalam sorotnya memandang
hangat pipi ini terbakar jelaga
di detik yang sama kupanjatkan
untuk laki-laki di seberang sana
doa yang tak henti akanmu
akan cara Tuhan memisahkan
dan kemudian mempertemukan
pasti berbeda di setiap masanya
melihatmu jadi sebuah upaya
bersediakah kau menulis kisahku?
kapan jemari ini akan bertautan?
-s.a.
Comments
Post a Comment