Agustus
Agustus hadir di tengah
dua kepala yang berselisih
Datang membuat suasana
menjadi tegang dan sepi
Runyam tak terelakkan
Merubah semua tatanan
rasa dan persepsi
Ia menatap papan hitam putih
Saat pion menghadang kuda
Juga lirih suara dibalik gitar,
lagu pilu disenandungkan
Daun berhamburan di tanah
Diri memandang sosok di sana
Terputar memori nan konon indah
Mengusik jiwa yang damai
Dijajarkan jemari gemulai itu
Ternyata hari telah berganti tahun
Masih sudi kah memandangi?
Tentu saja tidak
Kubur saja bangkainya
Biarkannya tak terendus
Comments
Post a Comment