Teks Cerpen Pendidikan
Kartu ATM
“Sekarang pakai kartu ATM kalian!”, perintah
Bu Nisa, guru Agama kami.
ATM itu singkatan dari Aku Tidak Menyontek.
Untuk mendapat kartu itu kita harus mematuhi sebuah peraturan, yaitu tidak
menyontek. Kartu ATM dipakai saat ulangan dan saat latihan. Tapi, aku tidak
mempunyai kartu ATM, karena aku orangnya tidak pintar dan malas belajar.
![Image result for menyontek](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9iUqzTjbi_gn7GtJVBcpgMe43JlR0PYmu-qbTH4NcHrkqhHGvKt2IQEmpozCn25LBFDTxDPXwbUF2d9jT3wiqnk_q0qyHPu9HNS7vDXo8YOLYW5L74PJAKI-jByKEhNBcxKhWXi995wg/s400/Menyontek+-+smkn1bawang.sch.id.jpg)
Akhirnya, ulangan pun dimulai. Aku mengerjakan
soal-soal itu. Tapi, nomor 1, 3, 4, 7 dan 9, aku kesulitan. Kulihat ke
sampingku untuk bertanya. Sayangnya ia memakai kartu ATM. Kulihat ke arah lain.
Mereka juga memakai kartu ATM. Bu Nisa tersenyum melihatku. Akhirnya, aku pun
bertanya ke Varia dengan mengancam kalau tidak jawab, ia tidak akan boleh
pulang denganku. Tapi, ia menunjukkan kartu ATMnya. Aku mulai merasa kesal. Aku
pun menjawab soal itu dengan asal-asal.
Saat Pulang…
Aku langsung berlari ke mobil Ayah. Aku
biarkan Varia mencariku. Biarin aja dia mencariku. Siapa suruh ia tidak
memberiku jawaban. Aku pun memasuki mobil Ayah. Kak Fani, kakak perempuanku,
sudah berada di dalam mobil.
“Varia mana, Len?”, tanya Ayah. “Mana aku
tahu”, ucapku sambil melihat ke arah Ayah. “Kita tunggu aja, ya”, kata Ayah.
Aku benci mendengar Ayah berkata begitu.
Kulihat Varia membuka pintu mobil dengan muka pucat dan penuh dengan keringat.
“Kamu kenapa tinggalin aku, Len?”, tanya
Varia. “Siapa suruh tadi kamu begitu”, ucapku dengan suara sedikit kasar.
“Varia, kamu pakai kartu ATM juga?”, tanya Kak Fani. “Iya, Kak”, jawab Varia.
“Kakak juga ada”, kata Kak Fani sambil menunjukkan kartu ATMnya. “Kartu ATM itu
apa?”, tanya Ayah.
Kak Fani dan Varia menjelaskan kartu ATM
kepada Ayah. Aku hanya terduduk diam memandangi jendela. Setelah selesai
menjelaskan, Ayah pun mengerti.
“Wah… Helen ada?”, tanya Ayah. “Nggak ada,
Yah”, jawabku menundukkan kepalaku. “Kamu tahu, gak, Len? Kalau ikut ATM, kita
akan dapat kelebihan, loh”, kata Varia sambil menyodorkan sebuah kertas. “Wah…
Aku mau ikut, Var. Besok aku daftar, deh sama Pak Stanlius. Kamu temeni aku,
ya, Var”, ucapku tersenyum setelah membaca kertas itu. “Ok”, kata Varia.
Comments
Post a Comment